Advertisement

Keberkahanmu Sebanyak Tulisanmu, Mari Menulis

SelokBesuki
Tuesday 9 April 2019

Sedikit terkejut melihat tweet dari @Prie_GS, sebuah tweet yang menyentak bathin dan perasaan Saya: 

“Menulislah, keberkahanmu sebanyak tulisanmu”



Ada perasaan tertampar, tertohok dan juga tersadar. Apa kesalahan Saya selama ini.

Sejak Saya terjun ke dunia training, banyak orang yang meminta Saya menulis Buku. Bukan hanya itu, setiap selesai nge-tweet, tak sedikit follower yang memohon kepada Saya agar Saya menulis buku agar bisa dinikmati lebih dalam. Dan Saya pun mencoba menuliskannya..

Dimulai dengan menulis blog, Saya pun mencoba menulis buku, menulis tulisan yang memiliki peta mengalir dalam sebuah buku. 

Baca Juga : Sudahkah Kita Menjadi Sahatat Yang Baik?
Entah mengapa, Saya selalu merasa tulisan Saya tidak bagus, Saya selalu merasa belum siap, Saya selalu merasa berat, jadilah hingga saat ini Saya tidak memiliki naskah yang yang selesai, padahal sudah ada penerbit ternama nasional yang sudah siap menerbitkannya setelah naskah selesai.


Menulis Blog pun demikian. Harusnya menulis blog bisa dilakukan setiap hari, namun kengganan, kemalasan, membuat rencana tinggal rencana. 

Sampai akhirnya Saya menemukan tweet @Prie_GS yang mengatakan bahwa keberkahan hidup kita sebanyak dari apa yang kita tulisakan, jedeeeeerrrr… hancur perasaan Saya.

Akhirnya Saya mengetahui ketidak berkahan kehidupan Saya saat ini karena apa, dan Saya jadi punya jawaban mengapa para penulis hidupnya sungguh baik luar biasa. 

Ternyata ada kolerasinya, makin banyak kita menulis, makin banyak keberkahan yang akan kita tuai.

Menulis artinya menumpahkan perasaan, menumpahkan pendapat, menyampaikan apa yang difikirkan. Jadilah sebuah tulisan yang dibaca. 

Membaca adalah menyerap informasi, informasi akan membentuk gagasan-gagasan, gagasan-gagasan tersebut akan terakumulasi menjadi tekad, lalu tekad akan menjadi perilaku, perilaku adakan menjadi kebiasaan dan yang terakhir: Kebiasaan akan menjadi karakter. 

Maka ketika kita menuliskan hal yang baik-baik, kita menyemai potensi banyaknya orang baik lahir di muka bumi.

Itulah keberkahannya, menulis, membuat orang membaca, membaca membuat orang terbuka, menjadi lebih baik, lebih bijak, lebih tulus. 

baca juga : Menjadi Pak Guru Bukan Hanya Mengajar, Tapi Juga Harus Mendidik
Dan semua itu dimulai dari sebuah aktivitas sederhana: Menulis.